RESENSI
Judul : Perempuan dan Media Massa
Surabaya Awal Abad Ke-20
Pengarang : Mutiah Amini
Penerbit : Jurnal Lembaran Sejarah
Edisi : vol.7, No.1
Tahun Terbit : 2004
Masalah kedudukan dan
peran wanita memang telah menjadi wacana yang “ramai” diperbincangkan. Bila
menyusuri perkembangan peradaban manusia, memang perempuan hanya memainkan
peran social, ekonomi, dan politik yang kecil atau terbatas dibandingkan dengan
laki-laki, sebaliknya peran domestiknya yang lebih ditonjolkan, baik sebagai
istri maupun ibu rumah tangga. Padahal dinamika peradaban masnusia lebih banyak
berlangsungdi lingkungan public, tempat laki-laki berkiprah.
Pembahasan mengenai
perempuan dalam penelitian sejarah selama ini sering terlupakan. Hal itu
tampak, contohnya dari tidak banyaknya
karya sejarah yang membicarakan perempuan, baik sebagai karya sendiri
maupun sebahgai bagian dari karya sejarah secara keseluruhan. Untuk mendapatkan
gambaran yang lebih banyak mengenai perempuan pada masa lalu, tulisan ini
memfokuskan perhatian pada kehidupan perempuan dalam lingkup local, yaitu
perempuan Surabaya. Seperti yang dikemukakan dalam artikel Mutiah Amini ini.
Menurut tulisan
Mutiah Amini mengenai Perempuan dan Media Massa Surabaya Awal Abad Ke-20,
seiring dengan majunya kota Surabaya menjadi kota Industrialisasi pada akhir
bad ke-19 maka membuat kiprah perempuan Surabaya itu makin melejit. Banyak dari
mereka yang bekerja sebagai buruh pabrikan dan yang tak kalah penting adalah
kiprah perempuan Surabaya pada media Masanya. Jadi merespons kemajuan kota dan
pertumbuhan media msa yang begitu pesat pada awal abad ke-20.
Di Surabaya kemudian
munculah media masa perempuan. Dimana menurut Mutiah amini, media massa perempuan
ini awalnya sengaja diterbitkan untuk kalangan perempuan saja. Namun pada
perkembangannya, media massa perempuan juga
dibaca oleh laki-laki sehingga tak sedikit dari merekayang
memberikan beragam argumentasi (respons)
terhadap pemberitan yang dimuat di dalam edia massa perempuan itu.
Kemudian dalam
tulisan ini juga dibahas mengenai
pendidikan Perempuan. Yang ternyata juga menjadi factor penting dalam menumbuh
kembangkan media massa perempuan. Karena adanya keterbukaan di bidang
pendidikan menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan perempuan. Sehingga
muncul pula sekolah khusus perempuan pertama yang didirikan di kota Surabaya
yaitu: meisjesschool. Yang pada
awalnya bertujuan untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak bangsa
Eropa, terutama anak-amnak industrialis gula.
Selain itu di
Surabaya berdiri pula sekolah khusus untuk perempuan Jawa. Sekolah pertama bagi
perempuan Jawa yang didirikan di Surabaya adalah sekolah Kartini. Sekolah
Kartini ini merupakan sekolah khusus perempuan dengan konsep pengajaran yang
disesuaikan cita-cita Kartini, yaitu memberikan bekal pengetahuan yang cukup
bagi perempuan. Disekolah itu, perempuan diberikan berbagai ilmu dan
pengetahuan umum, selain juga dididik untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik, yang menguasai beberapa jenis
pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menjahit dan membatik.
Tidak hanya itu saja,
bahkan yayasan-yayasan keagamaan turut menyelenggarakan sekolah-sekolah untuk
perempuan, seperti sekolah perempuan Kristen, Islam maupun Katolik. Akan tetapi
sebagaimana parasiswa sekolah Kartini, siswa sekolah perempuan Kristen, Islam
maupun Katolik masih terbatas pada kalangan masyarakat kelas atas.
Dalam tulisan Mutiah
amini juga telah dibahas berbagai macam lembaga-lembaga dan organisasi social
yang juga sering mengadakan pendidikan dan pelatohan berupa kursus-kursus
tentang keperempuanan dari mulai Aisyiyah termasuk juga PPII ( Persatoean
Perhimpuanan Poetri Indonesia), banyak hal yang bisa kita dapatkan
kebermanfaaatannya yaitu tambahan ilmu dan pengetahuan mengenai perempuan dan
media massa Surabaya Awal Adad ke-20 ketika membacanya, topik-topik yang bersumber dari
kehidupan perempuan Surabaya masa lampau serasa kental disajikan dengan adanya
kendala-kendalanya di dalam suatu masyarakat, sehingga dapatlah untuk menjadi
bahan diskusi satu sama lain.
Menurut Mutiah Amini,
peredaran media massa di Surabaya diawali oleh terbitnya surat kabar berbahasa
Belanda Soerabaiasch Advertieblad pada 1835. Sebagai surat kabar pertama
yang terbit di Surabaya. Setelah itu, industry-industry surat kabat banyak
sekali muncul ke permukaan seperti De
Oostpost, De Nieuwsbode, Soerabajaasch
Handelsblad, dan lain sebagainya. Maka dengan maraknya industry surat
kabardi Surabaya, kebebasan surat kabar tidak serta merta dijamin oleh
pemerintah colonial. Dalam menjalankan aktivitasnya, penerbit surat kabar
selalu dibatasi oleh Undang-undang media massa, yang memuat peraturan mengenai
kewajiban bagi setiap penerbit surat kabar untuk menyerahkan satu eksemplar
terbitannya sebelum diedarkan ke masyarakat. Jadi peran pemerintah kolonial
sangat besar dalam pengawasan isi pemberitaan surat kabar Surabaya.
Sangatlah menarik
tulisan dari Mutiah Amini ini, karena didalamnya juga disertakan pembahsan
pengenai peta perpolitikan di Surabaya yang semakin bergejolak. Ditandai dengan
terbitnya surat kabar dari kaum pergerakan, antara lain Swara Oemoem serta Penjebar Semangat yang merupakan surat
kabar mingguan berbahasa Jawa yang dimotori oleh Dr. Soetomo. Setelah itupun
perkembangan surat kabar Surabaya dirasa semakin pesat saja.
Bagian yang paling
menarik adalah pembahasan pada Point Media Massa yang bertemakan Perempuan.
Menurutnya, media massa bertemakan
perempuan yang terbit di Surabaya pada dasarnya dibedakan atas 2 hal. Pertama, media massa yang dikelola oleh
perempuan dan secara khusus mempublikasikan medianya bagi segmen pembaca
perempuan. Kedua, media massa umum, tetapi secara berkala memuat kolom khusus
tentang perempuan. Munculnya media massa perempuan menunjukkan kemampuan perempuan
dalam mengelola dan mempublikasikan gagasannya.
Majalah perempuan
yang paling muda yang ada di kota surabaya adalah Doenia Isteri , selain itu
terdapat juga majalah Femina namun penerbitan Femina tidak selancar Doenia
Isteri, menurutnya, majalah Doenia Isteri mampu menjangkau semua permasalahan
seputar perempuan. Konstributor artikel dan pembacanya pun tidak hanya berasal
dari Surabaya, tetapi juga dari berasal kota-kota lain diJawa seperti bandung,
Semarang dan Yogyakarta. Ini menndakan peran perempuan Surabaya kala itu, telah
hebat.
Munculnya berbagai
artikel-artikel yang mengulas tentang perempuan di media massa, baik media
massa perempuan maupun media massa umum ternyata membawa dampak pada
pembentukan gya hidup baru perempuan Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari
pemuatan iklan-iklan produk-produk khusus untuk perempuan di media massa,
seperti took pakaian, perhiasa, kosmetika, dan lain sebaginya
Kesimpulannya artikel ini sangat bagus untuk dibaca dan
menarik karena dibarengi oleh gambar-gambar iklan, ilustrasi yang muncul dalam
surat kabar perempuan tempo dulu. Juga sumber referensi penulisan artikel ini
juga dirasa cukup sebagai bukti penguatan. Demikian paparan resensi dari
artikel yang berjudul “Perempuan dan Media Massa Surabaya Awal Abad Ke-20” oleh
Mutiah Amini, yang memaparkan masalah kehidupan perempuan Surabaya kala itu
dari pendidikannya hingga berdampak pada media massanya yang berkembang pesat
dan member warna dan wajah baru bagikota Surabaya pada awal abad ke-20.
Nama : Nurmi Kusumaning Tyas
09406241003
Pendidikan Sejarah
Reguler
Tidak ada komentar:
Posting Komentar