Sabtu, 27 April 2013

SEJARAH WANITA




RESENSI
Judul              : Perempuan dan Media Massa Surabaya Awal Abad Ke-20
Pengarang    : Mutiah Amini
Penerbit         : Jurnal Lembaran Sejarah
Edisi               : vol.7, No.1
Tahun Terbit : 2004

Masalah kedudukan dan peran wanita memang telah menjadi wacana yang “ramai” diperbincangkan. Bila menyusuri perkembangan peradaban manusia, memang perempuan hanya memainkan peran social, ekonomi, dan politik yang kecil atau terbatas dibandingkan dengan laki-laki, sebaliknya peran domestiknya yang lebih ditonjolkan, baik sebagai istri maupun ibu rumah tangga. Padahal dinamika peradaban masnusia lebih banyak berlangsungdi lingkungan public, tempat laki-laki berkiprah.
Pembahasan mengenai perempuan dalam penelitian sejarah selama ini sering terlupakan. Hal itu tampak, contohnya dari tidak banyaknya  karya sejarah yang membicarakan perempuan, baik sebagai karya sendiri maupun sebahgai bagian dari karya sejarah secara keseluruhan. Untuk mendapatkan gambaran yang lebih banyak mengenai perempuan pada masa lalu, tulisan ini memfokuskan perhatian pada kehidupan perempuan dalam lingkup local, yaitu perempuan Surabaya. Seperti yang dikemukakan dalam artikel Mutiah Amini ini.
Menurut tulisan Mutiah Amini mengenai Perempuan dan Media Massa Surabaya Awal Abad Ke-20, seiring dengan majunya kota Surabaya menjadi kota Industrialisasi pada akhir bad ke-19 maka membuat kiprah perempuan Surabaya itu makin melejit. Banyak dari mereka yang bekerja sebagai buruh pabrikan dan yang tak kalah penting adalah kiprah perempuan Surabaya pada media Masanya. Jadi merespons kemajuan kota dan pertumbuhan media msa yang begitu pesat pada awal abad ke-20.
Di Surabaya kemudian munculah media masa perempuan. Dimana menurut Mutiah amini, media massa perempuan ini awalnya sengaja diterbitkan untuk kalangan perempuan saja. Namun pada perkembangannya, media massa perempuan juga  dibaca oleh laki-laki sehingga tak sedikit dari merekayang memberikan  beragam argumentasi (respons) terhadap pemberitan yang dimuat di dalam edia massa perempuan itu.
Kemudian dalam tulisan ini  juga dibahas mengenai pendidikan Perempuan. Yang ternyata juga menjadi factor penting dalam menumbuh kembangkan media massa perempuan. Karena adanya keterbukaan di bidang pendidikan menumbuhkan kesadaran kolektif di kalangan perempuan. Sehingga muncul pula sekolah khusus perempuan pertama yang didirikan di kota Surabaya yaitu: meisjesschool. Yang pada awalnya bertujuan untuk memberikan pendidikan khusus kepada anak-anak bangsa Eropa, terutama anak-amnak industrialis gula.
Selain itu di Surabaya berdiri pula sekolah khusus untuk perempuan Jawa. Sekolah pertama bagi perempuan Jawa yang didirikan di Surabaya adalah sekolah Kartini. Sekolah Kartini ini merupakan sekolah khusus perempuan dengan konsep pengajaran yang disesuaikan cita-cita Kartini, yaitu memberikan bekal pengetahuan yang cukup bagi perempuan. Disekolah itu, perempuan diberikan berbagai ilmu dan pengetahuan umum, selain juga dididik untuk menjadi ibu rumah tangga  yang baik, yang menguasai beberapa jenis pekerjaan rumah tangga, seperti memasak, menjahit dan membatik.
Tidak hanya itu saja, bahkan yayasan-yayasan keagamaan turut menyelenggarakan sekolah-sekolah untuk perempuan, seperti sekolah perempuan Kristen, Islam maupun Katolik. Akan tetapi sebagaimana parasiswa sekolah Kartini, siswa sekolah perempuan Kristen, Islam maupun Katolik masih terbatas pada kalangan masyarakat kelas atas.
Dalam tulisan Mutiah amini juga telah dibahas berbagai macam lembaga-lembaga dan organisasi social yang juga sering mengadakan pendidikan dan pelatohan berupa kursus-kursus tentang keperempuanan dari mulai Aisyiyah termasuk juga PPII ( Persatoean Perhimpuanan Poetri Indonesia), banyak hal yang bisa kita dapatkan kebermanfaaatannya yaitu tambahan ilmu dan pengetahuan mengenai perempuan dan media massa Surabaya Awal Adad ke-20 ketika membacanya, topik-topik yang bersumber dari kehidupan perempuan Surabaya masa lampau serasa kental disajikan dengan adanya kendala-kendalanya di dalam suatu masyarakat, sehingga dapatlah untuk menjadi bahan diskusi satu sama lain.
Menurut Mutiah Amini, peredaran media massa di Surabaya diawali oleh terbitnya surat kabar berbahasa Belanda  Soerabaiasch Advertieblad pada 1835. Sebagai surat kabar pertama yang terbit di Surabaya. Setelah itu, industry-industry surat kabat banyak sekali muncul ke permukaan seperti De Oostpost, De Nieuwsbode, Soerabajaasch Handelsblad, dan lain sebagainya. Maka dengan maraknya industry surat kabardi Surabaya, kebebasan surat kabar tidak serta merta dijamin oleh pemerintah colonial. Dalam menjalankan aktivitasnya, penerbit surat kabar selalu dibatasi oleh Undang-undang media massa, yang memuat peraturan mengenai kewajiban bagi setiap penerbit surat kabar untuk menyerahkan satu eksemplar terbitannya sebelum diedarkan ke masyarakat. Jadi peran pemerintah kolonial sangat besar dalam pengawasan isi pemberitaan surat kabar Surabaya.
Sangatlah menarik tulisan dari Mutiah Amini ini, karena didalamnya juga disertakan pembahsan pengenai peta perpolitikan di Surabaya yang semakin bergejolak. Ditandai dengan terbitnya surat kabar dari kaum pergerakan, antara lain Swara Oemoem serta  Penjebar Semangat yang merupakan surat kabar mingguan berbahasa Jawa yang dimotori oleh Dr. Soetomo. Setelah itupun perkembangan surat kabar Surabaya dirasa semakin pesat saja.
Bagian yang paling menarik adalah pembahasan pada Point Media Massa yang bertemakan Perempuan. Menurutnya,  media massa bertemakan perempuan yang terbit di Surabaya pada dasarnya dibedakan atas 2 hal. Pertama, media massa yang dikelola oleh perempuan dan secara khusus mempublikasikan medianya bagi segmen pembaca perempuan. Kedua, media massa umum, tetapi secara berkala memuat kolom khusus tentang perempuan. Munculnya media massa perempuan menunjukkan kemampuan perempuan dalam mengelola dan mempublikasikan gagasannya.
Majalah perempuan yang paling muda yang ada di kota surabaya adalah Doenia Isteri , selain itu terdapat juga majalah Femina namun penerbitan Femina tidak selancar Doenia Isteri, menurutnya, majalah Doenia Isteri mampu menjangkau semua permasalahan seputar perempuan. Konstributor artikel dan pembacanya pun tidak hanya berasal dari Surabaya, tetapi juga dari berasal kota-kota lain diJawa seperti bandung, Semarang dan Yogyakarta. Ini menndakan peran perempuan Surabaya kala itu, telah hebat.
Munculnya berbagai artikel-artikel yang mengulas tentang perempuan di media massa, baik media massa perempuan maupun media massa umum ternyata membawa dampak pada pembentukan gya hidup baru perempuan Surabaya. Hal ini dapat dilihat dari pemuatan iklan-iklan produk-produk khusus untuk perempuan di media massa, seperti took pakaian, perhiasa, kosmetika, dan lain sebaginya
Kesimpulannya  artikel ini sangat bagus untuk dibaca dan menarik karena dibarengi oleh gambar-gambar iklan, ilustrasi yang muncul dalam surat kabar perempuan tempo dulu. Juga sumber referensi penulisan artikel ini juga dirasa cukup sebagai bukti penguatan. Demikian paparan resensi dari artikel yang berjudul “Perempuan dan Media Massa Surabaya Awal Abad Ke-20” oleh Mutiah Amini, yang memaparkan masalah kehidupan perempuan Surabaya kala itu dari pendidikannya hingga berdampak pada media massanya yang berkembang pesat dan member warna dan wajah baru bagikota Surabaya pada awal abad ke-20.

Nama : Nurmi Kusumaning Tyas
09406241003
Pendidikan Sejarah Reguler

Tidak ada komentar:

Posting Komentar