Jumat, 26 April 2013

CINTA MEREKAH dengan SEJARAH...



Karya : Nurmi Kusumaning Tyas

Minggu,7 September 2014 .Malam hari ini sunyi sekali, kian larut, dan rintik hujan yang turun dari langit menambah suasana malam nan sepi. Kutengok  jam dinding kamarku, jarum panjang di angka 3 dan jarum pendek menunjuk pada angka 11, Menunjukkan pukul 23.15 malam. Sesekali kulihat bingkai  foto kecil yang terpampang dalam meja kerjaku, di dalamnya terdapat kenangan yang indah. Momentum paling indah dalam hidupku, saat dimana 4 bulan yang lalu dengan seorang ikhwan shalih yang biasa kupanggil Abi menikahi aku. Kami melaksanakan ibadah dan sunnah nabi yang sangat dianjurkan di umurku yang 23 tahun dan umur abi yang merambah 25 tahun pada Desember ini. Mungkin ini penyempurnaan ibadah yang sesungguhnya, dan tiada hentinya kuhunjukkan rasa syukurku kehadirat Illahi Robbi. Berlayar dalam lautan ibadah lillahi ta’ala.
Kusandarkan tubuh yang lelah ini pada kursi kerjaku yang smakin lama semakin hangat kurasa,walaupun cuaca diluar memnyebabkan hawa dingin yang merambat tubuh. Bagaimana tidak? Pasalnya  sudah 4 jam lebih aku menghadap laptopku ini, mempersiapkan Rencana pembelajaran Sejarah untuk besok. Yach… memang harus aku persiapkan dengan matang, karena besok adalah hari pertama aku mengajar di SMAN 1 TUNAS BANGSA. Hatiku gelisah, bagaimana dengan esok yach? Pertanyaan itu yang selalu hinggap di hati ini. Ku balikkan kursi kerjaku, sehingga badan, dan wajahku  yang sudah lama berada di hadapan laptopku, mengarah lurus pada sosok lelaki yang sedang dalam posisi berbaring namun setengah duduk di dipan yang empuk itu. Dipan yang menjadi tempat istirahat kami selama 4 bulan ini. Sosok lelaki itu, amat bersahaja. Raut wajahnya yang membawa kesejukan di setiap  kali aku memandang. Sehingga beban masalah q pun terasa hilang. Aku pun kembali mengoreksi pekerjaanku, memutar kursiku ke arah laptopku. Namun sejenak aku kembali teringat akan Abi. Yang sedari tadi menungguiku menyelesaikan tugas membuat Rencana Pembelajaran Sejarah.
Aku putar kembali tubuh ini, dan ku arahkan wajah ini pada sosok pria. Aku pandangi sosok itu dari kejauhan.Yach…sesosok pria yang 4 bulan lalu mengikrarkan janji menjadi suamiku, seorang ikhwan shalih yang mampu menerima kekuranganku apa adanya, bukan melihat fisikku. Kuamati sosok yang sedang terbaring tidur di tempat tidur itu dari kejauhan, segelas susu putih yang ada di meja dekat tempat tidurpun belum habis diminumnya. Buku yang dibacanyapun masih melekat di tangan. Rupanya dia ketiduran…setelah sore tadi ia mengajar Pramuka dan Tilawatil Qur’an (Seni Baca Al-Qur’an) sebagai kegiatan ekstrakurikuler disekolah Abi. Lalu aku berjalan menghampiri bibir tempat tidur, ku ambil buku itu ,kututup lalu ku letakkan di meja dekat tempat tidur. Lalu ku tarikan selimut untuk menyelimuti sosok pria yang sering ku panggil dengan sebutan Abi itu, kasihan…iya tidur dengan posisi setengah duduk.  Ku langkahkan kembali tubuh yang lelah ini menghampiri laptopku, ku Cek kembali program perencanaan pembelajaran sejarah yang akan ku ajarkan besok pada siswa.  Aku  koreksi kembali persiapan untuk besok dan setelah mantap, aku matikan laptopku dan mkembali kuhampiri sosok suamiku, kurebahkan  tubuh ini dalam kasur dan sekejap matakupun terpejam.
mi….ummi…bangun dulu yuk,shalat tahajud akupun terbangun setelah suara yang sangat ku kenal itu mencoba  mengusik mimpi indah yang baru saja aku rajut.
“hm…jam berapa sekarang bi?” jawabku setengah sadar
“Jam  3 ummi…tadi malem ngelembur ya??” Katanya sambil menarik tangan dan tubuh ini untuk bangun. Dan dengan mata yang masih melekat ku coba untuk bangun. Aku ambil air wudhu lalu shalat dan menghadapkan wajah ini pada sang khalik (pencipta). Menyalurkan segala hajjatku pada-NYA, dan meminta kesuksesan esok pagi. Hari pertama pengalamanku mengajar sejarah. Yach, memang  inilah kebiasaan kami, saling membangunkan untuk tahajud. Ketika suamiku lalai maka aku yang bertugas mengingatkan dan ketika saya yang giliran lalai maka tugas suami yang menbangunnkan. Setelah shalat dan tilawah aku kembali ke kamar dan kulihat abipun sedang melanjutkan  bacaannya yang tertunda tadi malam.
“kembali istirahat saja ummi…nanti kalau sudah masuk waktu shalat subuh, nanti abi bangunkan untuk shalat berjamaah, tadi malem tidur jam berapa ummi?? Afwan (baca maaf) abi ketiduran…padahal pengen nemenin ummi bikin tugas buat RPP” katanya dengan senyuman yang tak pernah pudar, sejak kenal  pertama kali hingga sekarang ketika beliau sudah menjadi suamiku beliau selalu berkata dalam kata yang lembut penuh hormat pada muslimah.
“jam berapa ya?? Jam duabelas malam bi, oia mau ummi buatkan  teh anget ??” tawarku pada suamiku
“ besok pagi ajah…sini naik, istirahat dulu” kata ambil sambil menepukkan kanannya pada kasur mengisaratkan untuk istirahat. Aku yang sembari melipat mukenah laluku taruh pada tempatya dan kemudian bergegas naik mengikuti perintah suami. Aku sandarkan kepalaku dekat tubuhnya. Ada rasa nyaman yang merasuk hati, kupejamkan mata ini kembali sampai akhirnya adzan subuh membangunkanku. Lalu kamipun melaksanakan shalat berjamaah dan dilanjutkan tilawah pagi. Kami berdua pun PACARAN ( Pagi-pagi baca Al-Qur’an) .
Sehabis tilawah kegiatan rutin kamipun terus berlanjut. Namun hari ini berbeda, yang tadinya sehabis shalat subuh dan tilawah abi hanya membaca buku, sekarang ia berada di  dapur. Memasak bareng aku dan ikut membantu pekerjaan rumahku yang lain seperti mencuci. Yach karena sebelumnya saya hanya nganggur di rumah saja ,istilah kerennya jadi Ibu RT( rumah tangga). Pagi ini saya harus membiasakan diri kegiatan yang baru setelah memasak pergi mengajar dan mendidik siswa. Hari ini aku harus pergi ke sekolah dan di panggil sebagai ibu Guru.
“menu hari ini apa ummi?? Wah…abi mboten mangertos punapa-punapa jew. Abi bisa bantu apa ya?” bahasa campuran indojawa yang digunakan abi hampir saja membuatku tertawa geli. Akupun tersenyum..
“em..apa ya abi… abi mau dimasakin apa?”Tanyaku pada abi
“ abi pengen sup nich…sama tempe goreng…yach ummi yach…” bujuk abi
“loh…pagi-pagi sup? Baiklah kalau begitu… ayo …”
“terimaksih ummi…” ucapnya sambil melingkarkan tangannya di pinggangku, lalu abi tanpa diperintah sudah tahu apa yang harus dia l;akukan, membantu memasak…tapi tiba-tiba ketika baru setengan ia memotong-motong bahan, abi pun berkata:
“ capek ah……” sambil memasang muka cemberut
“ya sudah….istirahat gih…” kataku sambil tersenyum
“gag mau…ini kan abi lagi mogok kerja ummi…obatin dulu capeknya…nanti abi mau kerja lagi…” sambil mengisyaratkan jari telunjuknya yang menempel dipipinya, yang berarti….harus mengahdiahkan sebuah ciuman dipipi abi. Yach…keharmonisan memang harus terjalin, hm..itulah yang membuat hatiku yang gundah karena mau mengajar di SMA TUNAS BANGSA Yang pertama kali menjadi tenang. Abi yang selalu menyemangatikuuntuk tetap tenang dan tegar, untuk sabar di segala keadaan.
Senin…8 September 2014. Pukul 05.30. Hidangan sudah siap sehabis mandi dan bebersih kami pergi makan. Secentong nasi aku ambilkan untuk abi. Beserta lauknya. Kemudian kami makan bersama, memang hanyalah sebuah masakan sederhana. Tak muluk-muluk dan bahkan tak terkesan mewah sedikitpun, tidak ada ayam maupun daging…tapi kami selalu mensyukuri nikmat yang diberikan  Allah SWT. Tak lupa secangkir teh hangat untuk abi kusediakan, namun baru seteguk ia minum ,sudah mengerut dahi abi, dan akupun tahu maksud darei ekspresi wajah abi itu… maaf abi…
“ em…tidak seperti biasanya…”komentar abi
“apanya bi? Tehnya ya? Kurang manis…afwan (baca maaf) ya bi… gulanya habis…” Kataku
“ siapa bilang pahit,,,,?? Manis koq…..”jawab abi
“ mana?? Coba ummi icip….” Lalu aku pun meminum teh tanpa gula yang ku buatkan untuk abi itu. Dan ternyata dugaaanku memanglah benar..teh itu pahit…maklumlah,stok gula di dapur habis…uang yang diberikan abi sdah habis untuk belanja bahan makanan. Ku menjulurkan sedikit lidahku, merasakan pahit.
“bagaimana??” Tanya abi…
“pahit bi…apanya yang manis, hem….mau-maunya ummi dibohongin abi!” kataku
“manis karna ketika ku minum teh ini, sambil melihat wajahmu yang elok, karna keshalehanmu…mampu  mengubah teh yang pahit ini menjadi manis” tak lama juga cubitan sayang dariku mendarat di pinggang abi…akupun tersipu malu.
Waktunya berangkat ke sekolah TUNAS BANGSA, hari pertama, di antar oleh suami dan dibekali transfer semangat ,dukungan, serta doa dari abi….kulangkahkan kakiku  dengan awalan BISMILLAH….
Ku injjakkan kakiku pada gerbang sekolah itu, sekolah yang tak ternama memang. Bisa dikatakan meskipun sekolah negeri tapi kalah saing dengan sekolah negeri yang lain…hatiku mulai tak karuan, dengar-dengar muridnya bandel-bandel dan nilai sejarahnya pun jeblok.. Ah…paling hanya kurang diperhatikan saja, insya Allah…akan kubina dengan baik, akan ku ubah emage nilai sejarah yang jeblok itu menjadi nilai sejarah yang memuaskan,,,akan ku bawa murid” sekolah itu menjadi murid yang cerdas. Dan ketika ada perlombaan lomba cerdas cermat sejarah akan kuikutsertakan…semangat!!. Ingat pesan abi tadi pagi untuk bisa tenang dan mengontrol kesabaran ketika ada murid yang membandel… Guru sejarah harus mampu mengubah paradigma pembelajaran sejarah sebagai pembelajaran bermakna, menarik, dan tidak membosankan.
Jam 07.00 WIB. Saatnya pelajaran  sejarah dimulai...aku masuk kelas 5 menit sebelum bel…, terlihat beberapa anak mengerut..karna mereka tahu bahwa belum saatnya mereka masuk. Jm 7.00 WIB saya mulai pelajaran. Karena baru pertama mengajar sudah barang tentu mereka ingin mengetahui siapa sosok guru sejarah baru yang menggantikan bu Rustini itu, lalu akupun memperkenalakan diri.tapi sebelum itu awali kegiatan belajar dengan berdoa, dipimpin oleh ketua kelasnya.
“assalamu’Alaikum anak-anak…selamat pagi”
“pagi…”
“okey,,,,kita mulai pelajaran hari ini ya…gag usah perkenalan” sapaku sambil tersenyum sedikit meledek mereka.
“yach…perkenalan dulu bu…kan kami belum kenal…” kata salah satu murid kelas. Yang ternyata dia adalah Zaenuddin. Murid kelas X.E Yang katanya seneng nyeloteh
“baiklah…nama ibu..NURMI KUSUMANING TYAS. .Mungkin kalian boleh panggil saya bu NUR. Atau bu Tyas.” Alamat dan status , facebook tak luput dari pertanyaan mereka.saya lihat dari sini positivenya mereka adalah bmurid-murid yang aktif koq… yak lo sedikit bandel itu wajar. Hari pertama, perkenalan pembahasan kontrak belajar dan materi cukuplah dengan jumlah jam sejarah 2 jm.
“Nach ibu sudah perkenalan…jadi sudah ya…kita langsung ke materi,” ledek saya lagi..
“yach….” Terdengar desahan dari mereka.
“ iya,,,,iya, ibu mau kenal dulu sama kalian baru nanti kita ke materi. Materinya tidak berat koq…nanti ibu Nur ajak nonton film… mau..mau..mau?” tawarku pada mereka..
“yayayaya…asyik…uyes” kata mereka kompak tanda bersemangat menerima materi dari saya
Langsung ku raih daftar presensi kelas yang ku bawa, q absain mereka satu-persatu menghafal nama serta wajahnya..setelah itu Aku purtarkan CD Pembelajaran tentang Situs Sangiran dan Manusia Purba. Hal ini ku ambil karena terkait kompetensi dasar yang harus mereka dapatkan hari ini adalah menganalisis kehidupan awal manusia purba. Rupanya mereka menikmatinya, tidak terkesan memaksakan memberi materi tapi memang sebenarnya sedang memberikan materi. Kemudian ku bagi kelompok dan menyuruh mereka menganalisis materi yang tadi mereka tonton.…dan dengan kelompok itulah mereka bisa menganalisis materi, menggali informasi, mengolah informasi, mengadakan kerjasama dan mengambil keputusan atau kesimpulan..hm… memang benar, mereka daya analisis mereka terlihat , dan seketika anggapan mereka anak-anak yang bandel lagi bodoh . benar-benar tak layak untuk mereka. Karena nyatanya diskusi mereka di masing-masing kelompok dapat berkembang . dan ketika refleksi di akhir pertemuan yaitu ku ambil perwakilan di tiap-tiap kelompok mereka benar-benar sudah dapat memahami bangaimana kehidupan awal manusia purba di Indonesia. Semuanya mampu dianalisinya… Abi,,,, syukurlah ummi sukses mengajar di hari pertama mengajar di SMA TUNAS BANGSA. Dan abi…ummi akan mencetak sejarah menaikkan kualitas pembelajaran sejarah untuk keberhasilan study mereka. Akan ku ikut sertakan mereka dalam lomba cerdas cermat sejarah. Sejarah pasti bisa, mengungguli mata pelajaran lainnya.dan tak akan di pandang sebelah mata lagi..
Bel sekolah telah menyanyi-nyayi ditengah ramainya bising kendara’an yang beralu-lalang dekat gedung sekolah itu, mungkin ini yang menjadi salah satu factor murid tak bisa konsentrasi dan berimbas pada turunnya nilai mereka. Tapi menurutku, hal ini tak menjadi masalah…selama guru itu mempunyai strategi pembelajaran yang jitu dan bagus..maka keadaaan seperti ini bisa teratasi.
Baiklah anak-anak, bel sudah bunyi…silahkan yang mau istirahat . dan minggu besok kita di keluar kelas ya belajar mengajarnya. Suasana baru…sekali-kali belajar di halaman sekolah malah asyik loh….jangan lupa materi selanjutnya dipelajari terlebih dahulu” kataku sedikit memberi gambaran.
masih ada mata pelajaran lain lagi bu sehabis ini. Belum bisa istirahat”. celoteh anak yang paling kritis namanya Yoga.
“Yach bu, …ayo dilanjut ajah bu !! habis ini gag enak mata pelajarannya…membosankan” kata Cintia, murid yang paling cerewet di kelas ini, tapi sebetulnya dia pandai..
“hm….iyah bu” jawab anak-anak lain memeberi suara yang sama
Ku hanya memandangi mereka dengan senyuman, rupanya mereka suka teknik mengajarku.
“ tidak boleh begitu, harus tetap semngat yach…!!! Sukai gurunya terlebih dahulu maka dengan sendirinya kalian akan menyukai mata pelajarannya…, baiklah karena waktu telah habis mari kita tutup pertemuan kita kali ini dengan berdoa, Pratama ayo pnimpin doa” ku tunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
Selesai..
“ dan sekian dan sekali lagi salam kenal dari Ibu, kurang lebihnya Ibu minta maaf, Wassalamu’alaikum Wr.Wb”
“Wa’alaikumslm..wr.wb” jawab mereka dengan kompak.
Tiada henti-hentinya ku hunjukkan doa syukur Q padamu Ya Rabbi sehingga lancar mengajarku di hari pertama ini, dan begitu pula selanjutnya. Saatnya anak-anak untuk pulang sekolah, karena sudah waktunya. Abi pun telah menjemputku di depan gerbang sekolah. Ku sambut ia dengan senyuman bahagiaku…untuknya. Baru saja ku menerima helm yang di sodorkan Abi padaku, aku mendengar sapaan dari anak-anak…
“ Siang Bu Nur,,Mari bu Nur…”
Subhanallah,,,, hari yang indah dan kututup cerita ini dengan ucapan syukur pada Ilahi Rabbi. Akhirnya cerpen ini kelar juga. Subhanallah wa bihamdihi ^_~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar