Karya : Nurmi Kusumaning Tyas
Minggu,7 September 2014
.Malam hari ini sunyi sekali, kian larut, dan rintik hujan yang turun dari
langit menambah suasana malam nan sepi. Kutengok jam dinding kamarku, jarum panjang di angka 3
dan jarum pendek menunjuk pada angka 11, Menunjukkan pukul 23.15 malam. Sesekali
kulihat bingkai foto kecil yang
terpampang dalam meja kerjaku, di dalamnya terdapat kenangan yang indah. Momentum
paling indah dalam hidupku, saat dimana 4 bulan yang lalu dengan seorang ikhwan
shalih yang biasa kupanggil Abi menikahi aku. Kami melaksanakan ibadah dan
sunnah nabi yang sangat dianjurkan di umurku yang 23 tahun dan umur abi yang
merambah 25 tahun pada Desember ini. Mungkin ini penyempurnaan ibadah yang
sesungguhnya, dan tiada hentinya kuhunjukkan rasa syukurku kehadirat Illahi
Robbi. Berlayar dalam lautan ibadah lillahi ta’ala.
Kusandarkan
tubuh yang lelah ini pada kursi kerjaku yang smakin lama semakin hangat
kurasa,walaupun cuaca diluar memnyebabkan hawa dingin yang merambat tubuh. Bagaimana
tidak? Pasalnya sudah 4 jam lebih aku
menghadap laptopku ini, mempersiapkan Rencana pembelajaran Sejarah untuk besok.
Yach… memang harus aku persiapkan dengan matang, karena besok adalah hari
pertama aku mengajar di SMAN 1 TUNAS BANGSA. Hatiku gelisah, bagaimana dengan
esok yach? Pertanyaan itu yang selalu hinggap di hati ini. Ku balikkan kursi
kerjaku, sehingga badan, dan wajahku
yang sudah lama berada di hadapan laptopku, mengarah lurus pada sosok
lelaki yang sedang dalam posisi berbaring namun setengah duduk di dipan yang
empuk itu. Dipan yang menjadi tempat istirahat kami selama 4 bulan ini. Sosok
lelaki itu, amat bersahaja. Raut wajahnya yang membawa kesejukan di setiap kali aku memandang. Sehingga beban masalah q
pun terasa hilang. Aku pun kembali mengoreksi pekerjaanku, memutar kursiku ke
arah laptopku. Namun sejenak aku kembali teringat akan Abi. Yang sedari tadi
menungguiku menyelesaikan tugas membuat Rencana Pembelajaran Sejarah.
Aku putar
kembali tubuh ini, dan ku arahkan wajah ini pada sosok pria. Aku pandangi sosok
itu dari kejauhan.Yach…sesosok pria yang 4 bulan lalu mengikrarkan janji
menjadi suamiku, seorang ikhwan shalih yang mampu menerima kekuranganku apa
adanya, bukan melihat fisikku. Kuamati sosok yang sedang terbaring tidur di
tempat tidur itu dari kejauhan, segelas susu putih yang ada di meja dekat
tempat tidurpun belum habis diminumnya. Buku yang dibacanyapun masih melekat di
tangan. Rupanya dia ketiduran…setelah sore tadi ia mengajar Pramuka dan
Tilawatil Qur’an (Seni Baca Al-Qur’an) sebagai kegiatan ekstrakurikuler
disekolah Abi. Lalu aku berjalan menghampiri bibir tempat tidur, ku ambil buku
itu ,kututup lalu ku letakkan di meja dekat tempat tidur. Lalu ku tarikan
selimut untuk menyelimuti sosok pria yang sering ku panggil dengan sebutan Abi
itu, kasihan…iya tidur dengan posisi setengah duduk. Ku langkahkan kembali tubuh yang lelah ini
menghampiri laptopku, ku Cek kembali program perencanaan pembelajaran sejarah
yang akan ku ajarkan besok pada siswa.
Aku koreksi kembali persiapan
untuk besok dan setelah mantap, aku matikan laptopku dan mkembali kuhampiri
sosok suamiku, kurebahkan tubuh ini
dalam kasur dan sekejap matakupun terpejam.
“mi….ummi…bangun dulu yuk,shalat tahajud”
akupun terbangun setelah suara yang sangat ku kenal itu mencoba mengusik mimpi indah yang baru saja aku
rajut.
“hm…jam berapa sekarang bi?”
jawabku setengah sadar
“Jam 3 ummi…tadi
malem ngelembur ya??” Katanya sambil menarik
tangan dan tubuh ini untuk bangun. Dan dengan mata yang masih melekat ku coba
untuk bangun. Aku ambil air wudhu lalu shalat dan menghadapkan wajah ini pada
sang khalik (pencipta). Menyalurkan segala hajjatku pada-NYA, dan meminta
kesuksesan esok pagi. Hari pertama pengalamanku mengajar sejarah. Yach,
memang inilah kebiasaan kami, saling
membangunkan untuk tahajud. Ketika suamiku lalai maka aku yang bertugas
mengingatkan dan ketika saya yang giliran lalai maka tugas suami yang
menbangunnkan. Setelah shalat dan tilawah aku kembali ke kamar dan kulihat abipun
sedang melanjutkan bacaannya yang
tertunda tadi malam.
“kembali istirahat saja ummi…nanti kalau sudah masuk waktu
shalat subuh, nanti abi bangunkan untuk shalat berjamaah, tadi malem tidur jam
berapa ummi?? Afwan (baca maaf) abi ketiduran…padahal pengen nemenin ummi bikin
tugas buat RPP” katanya dengan senyuman yang tak
pernah pudar, sejak kenal pertama kali
hingga sekarang ketika beliau sudah menjadi suamiku beliau selalu berkata dalam
kata yang lembut penuh hormat pada muslimah.
“jam berapa ya?? Jam duabelas malam bi, oia mau ummi
buatkan teh anget ??” tawarku
pada suamiku
“ besok pagi ajah…sini naik, istirahat dulu” kata
ambil sambil menepukkan kanannya pada kasur mengisaratkan untuk istirahat. Aku
yang sembari melipat mukenah laluku taruh pada tempatya dan kemudian bergegas
naik mengikuti perintah suami. Aku sandarkan kepalaku dekat tubuhnya. Ada rasa
nyaman yang merasuk hati, kupejamkan mata ini kembali sampai akhirnya adzan
subuh membangunkanku. Lalu kamipun melaksanakan shalat berjamaah dan
dilanjutkan tilawah pagi. Kami berdua pun PACARAN ( Pagi-pagi baca Al-Qur’an) .
Sehabis tilawah
kegiatan rutin kamipun terus berlanjut. Namun hari ini berbeda, yang tadinya
sehabis shalat subuh dan tilawah abi hanya membaca buku, sekarang ia berada
di dapur. Memasak bareng aku dan ikut
membantu pekerjaan rumahku yang lain seperti mencuci. Yach karena sebelumnya
saya hanya nganggur di rumah saja ,istilah kerennya jadi Ibu RT( rumah tangga).
Pagi ini saya harus membiasakan diri kegiatan yang baru setelah memasak pergi
mengajar dan mendidik siswa. Hari ini aku harus pergi ke sekolah dan di panggil
sebagai ibu Guru.
“menu hari ini apa ummi?? Wah…abi mboten mangertos
punapa-punapa jew. Abi bisa bantu apa ya?”
bahasa campuran indojawa yang digunakan abi hampir saja membuatku tertawa geli.
Akupun tersenyum..
“em..apa ya abi… abi mau dimasakin apa?”Tanyaku
pada abi
“ abi pengen sup nich…sama tempe goreng…yach ummi yach…”
bujuk abi
“loh…pagi-pagi sup? Baiklah kalau begitu… ayo …”
“terimaksih ummi…” ucapnya sambil
melingkarkan tangannya di pinggangku, lalu abi tanpa diperintah sudah tahu apa
yang harus dia l;akukan, membantu memasak…tapi tiba-tiba ketika baru setengan
ia memotong-motong bahan, abi pun berkata:
“ capek ah……” sambil memasang muka
cemberut
“ya sudah….istirahat gih…”
kataku sambil tersenyum
“gag mau…ini kan abi lagi mogok kerja ummi…obatin dulu
capeknya…nanti abi mau kerja lagi…” sambil
mengisyaratkan jari telunjuknya yang menempel dipipinya, yang berarti….harus
mengahdiahkan sebuah ciuman dipipi abi. Yach…keharmonisan memang harus
terjalin, hm..itulah yang membuat hatiku yang gundah karena mau mengajar di SMA
TUNAS BANGSA Yang pertama kali menjadi tenang. Abi yang selalu
menyemangatikuuntuk tetap tenang dan tegar, untuk sabar di segala keadaan.
Senin…8 September 2014.
Pukul 05.30. Hidangan sudah siap sehabis mandi dan bebersih kami pergi makan.
Secentong nasi aku ambilkan untuk abi. Beserta lauknya. Kemudian kami makan
bersama, memang hanyalah sebuah masakan sederhana. Tak muluk-muluk dan bahkan
tak terkesan mewah sedikitpun, tidak ada ayam maupun daging…tapi kami selalu
mensyukuri nikmat yang diberikan Allah
SWT. Tak lupa secangkir teh hangat untuk abi kusediakan, namun baru seteguk ia
minum ,sudah mengerut dahi abi, dan akupun tahu maksud darei ekspresi wajah abi
itu… maaf abi…
“ em…tidak seperti biasanya…”komentar
abi
“apanya bi? Tehnya ya? Kurang manis…afwan (baca maaf) ya bi…
gulanya habis…” Kataku
“ siapa bilang pahit,,,,?? Manis koq…..”jawab
abi
“ mana?? Coba ummi icip….”
Lalu aku pun meminum teh tanpa gula yang ku buatkan untuk abi itu. Dan ternyata
dugaaanku memanglah benar..teh itu pahit…maklumlah,stok gula di dapur habis…uang
yang diberikan abi sdah habis untuk belanja bahan makanan. Ku menjulurkan
sedikit lidahku, merasakan pahit.
“bagaimana??” Tanya abi…
“pahit bi…apanya yang manis, hem….mau-maunya ummi dibohongin
abi!” kataku
“manis karna ketika ku minum teh ini, sambil melihat wajahmu
yang elok, karna keshalehanmu…mampu
mengubah teh yang pahit ini menjadi manis”
tak lama juga cubitan sayang dariku mendarat di pinggang abi…akupun tersipu
malu.
Waktunya berangkat ke sekolah TUNAS
BANGSA, hari pertama, di antar oleh suami dan dibekali transfer semangat
,dukungan, serta doa dari abi….kulangkahkan kakiku dengan awalan BISMILLAH….
Ku injjakkan kakiku pada gerbang
sekolah itu, sekolah yang tak ternama memang. Bisa dikatakan meskipun sekolah
negeri tapi kalah saing dengan sekolah negeri yang lain…hatiku mulai tak
karuan, dengar-dengar muridnya bandel-bandel dan nilai sejarahnya pun jeblok..
Ah…paling hanya kurang diperhatikan saja, insya Allah…akan kubina dengan baik,
akan ku ubah emage nilai sejarah yang jeblok itu menjadi nilai sejarah yang
memuaskan,,,akan ku bawa murid” sekolah itu menjadi murid yang cerdas. Dan
ketika ada perlombaan lomba cerdas cermat sejarah akan
kuikutsertakan…semangat!!. Ingat pesan abi tadi pagi untuk bisa tenang dan
mengontrol kesabaran ketika ada murid yang membandel… Guru sejarah harus mampu
mengubah paradigma pembelajaran sejarah sebagai pembelajaran bermakna, menarik,
dan tidak membosankan.
Jam
07.00 WIB. Saatnya pelajaran sejarah dimulai...aku masuk kelas 5 menit
sebelum bel…, terlihat beberapa anak mengerut..karna mereka tahu bahwa belum
saatnya mereka masuk. Jm 7.00 WIB saya mulai pelajaran. Karena baru pertama
mengajar sudah barang tentu mereka ingin mengetahui siapa sosok guru sejarah
baru yang menggantikan bu Rustini itu, lalu akupun memperkenalakan diri.tapi
sebelum itu awali kegiatan belajar dengan berdoa, dipimpin oleh ketua kelasnya.
“assalamu’Alaikum anak-anak…selamat pagi”
“pagi…”
“okey,,,,kita mulai pelajaran hari ini ya…gag usah
perkenalan” sapaku sambil tersenyum sedikit meledek
mereka.
“yach…perkenalan dulu bu…kan kami belum kenal…”
kata salah satu murid kelas. Yang ternyata dia adalah Zaenuddin. Murid kelas
X.E Yang katanya seneng nyeloteh
“baiklah…nama ibu..NURMI KUSUMANING TYAS. .Mungkin kalian
boleh panggil saya bu NUR. Atau bu Tyas.”
Alamat dan status , facebook tak luput dari pertanyaan mereka.saya lihat dari
sini positivenya mereka adalah bmurid-murid yang aktif koq… yak lo sedikit
bandel itu wajar. Hari pertama, perkenalan pembahasan kontrak belajar dan
materi cukuplah dengan jumlah jam sejarah 2 jm.
“Nach ibu sudah perkenalan…jadi sudah ya…kita langsung ke
materi,” ledek saya lagi..
“yach….” Terdengar desahan dari
mereka.
“ iya,,,,iya, ibu mau kenal dulu sama kalian baru nanti kita
ke materi. Materinya tidak berat koq…nanti ibu Nur ajak nonton film…
mau..mau..mau?” tawarku pada mereka..
“yayayaya…asyik…uyes” kata
mereka kompak tanda bersemangat menerima materi dari saya
Langsung ku raih daftar presensi
kelas yang ku bawa, q absain mereka satu-persatu menghafal nama serta
wajahnya..setelah itu Aku purtarkan CD Pembelajaran tentang Situs Sangiran dan
Manusia Purba. Hal ini ku ambil karena terkait kompetensi dasar yang harus
mereka dapatkan hari ini adalah menganalisis kehidupan awal manusia purba. Rupanya
mereka menikmatinya, tidak terkesan memaksakan memberi materi tapi memang
sebenarnya sedang memberikan materi. Kemudian ku bagi kelompok dan menyuruh
mereka menganalisis materi yang tadi mereka tonton.…dan dengan kelompok itulah
mereka bisa menganalisis materi, menggali informasi, mengolah informasi,
mengadakan kerjasama dan mengambil keputusan atau kesimpulan..hm… memang benar,
mereka daya analisis mereka terlihat , dan seketika anggapan mereka anak-anak
yang bandel lagi bodoh . benar-benar tak layak untuk mereka. Karena nyatanya
diskusi mereka di masing-masing kelompok dapat berkembang . dan ketika refleksi
di akhir pertemuan yaitu ku ambil perwakilan di tiap-tiap kelompok mereka
benar-benar sudah dapat memahami bangaimana kehidupan awal manusia purba di
Indonesia. Semuanya mampu dianalisinya… Abi,,,, syukurlah ummi sukses mengajar
di hari pertama mengajar di SMA TUNAS BANGSA. Dan abi…ummi akan mencetak
sejarah menaikkan kualitas pembelajaran sejarah untuk keberhasilan study
mereka. Akan ku ikut sertakan mereka dalam lomba cerdas cermat sejarah. Sejarah
pasti bisa, mengungguli mata pelajaran lainnya.dan tak akan di pandang sebelah
mata lagi..
Bel sekolah telah menyanyi-nyayi
ditengah ramainya bising kendara’an yang beralu-lalang dekat gedung sekolah
itu, mungkin ini yang menjadi salah satu factor murid tak bisa konsentrasi dan
berimbas pada turunnya nilai mereka. Tapi menurutku, hal ini tak menjadi
masalah…selama guru itu mempunyai strategi pembelajaran yang jitu dan
bagus..maka keadaaan seperti ini bisa teratasi.
“ Baiklah anak-anak, bel sudah
bunyi…silahkan yang mau istirahat . dan minggu besok kita di keluar kelas ya
belajar mengajarnya. Suasana baru…sekali-kali belajar di halaman sekolah malah
asyik loh….jangan lupa materi selanjutnya dipelajari terlebih dahulu”
kataku sedikit memberi gambaran.
“masih ada mata pelajaran lain lagi bu
sehabis ini. Belum bisa istirahat”. celoteh anak
yang paling kritis namanya Yoga.
“Yach bu, …ayo dilanjut ajah bu !! habis ini gag enak mata
pelajarannya…membosankan” kata Cintia, murid
yang paling cerewet di kelas ini, tapi sebetulnya dia pandai..
“hm….iyah bu” jawab anak-anak lain
memeberi suara yang sama
Ku hanya memandangi mereka dengan
senyuman, rupanya mereka suka teknik mengajarku.
“ tidak boleh begitu, harus tetap semngat yach…!!! Sukai
gurunya terlebih dahulu maka dengan sendirinya kalian akan menyukai mata
pelajarannya…, baiklah karena waktu telah habis mari kita tutup pertemuan kita
kali ini dengan berdoa, Pratama ayo pnimpin doa”
ku tunjuk ketua kelas untuk memimpin doa.
Selesai..
“ dan sekian dan sekali lagi salam kenal dari Ibu, kurang
lebihnya Ibu minta maaf, Wassalamu’alaikum Wr.Wb”
“Wa’alaikumslm..wr.wb”
jawab mereka dengan kompak.
Tiada
henti-hentinya ku hunjukkan doa syukur Q padamu Ya Rabbi sehingga lancar
mengajarku di hari pertama ini, dan begitu pula selanjutnya. Saatnya anak-anak
untuk pulang sekolah, karena sudah waktunya. Abi pun telah menjemputku di depan
gerbang sekolah. Ku sambut ia dengan senyuman bahagiaku…untuknya. Baru saja ku menerima
helm yang di sodorkan Abi padaku, aku mendengar sapaan dari anak-anak…
“ Siang Bu Nur,,Mari bu Nur…”
Subhanallah,,,,
hari yang indah dan kututup cerita ini dengan ucapan syukur pada Ilahi Rabbi.
Akhirnya cerpen ini kelar juga. Subhanallah wa bihamdihi ^_~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar